KARAKTERISTIK SUHU, SALINITAS DAN KLOROFIL-A DI PULAU SIMEULUE PROVINSI ACEH UNTUK MENGESTIMASI ZONASI IKAN

Authors

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.1

Keywords:

Ikan Karang, Klorofil-a, Pulau Simeulue, Salinitas, Suhu Perairan Laut

Abstract

    

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik sebaran suhu perairan laut, salinitas, klorofil-a dan mengestimasi keberadaan ikan karang (Paracanthurus hepatus, Amphiprion polymnus, Lutjanus argentimaculatus dan Epinephelus fuscoguttatus) di perairan Pulau Simeulue Provinsi Aceh berdasarkan suhu permukaan laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Data suhu, salinitas dan klorofil diolah menggunakan software Ocean Data View versi 4.4 (ODV), Pembuatan peta menggunakan Software ArcGis versi 10.2. Suhu perairan laut Pulau Simeulue pada Tahun 2017 relatif tinggi dengan nilai suhu 27.5-34°C dan rendah dengan nilai suhu 26-3°C. Salinitas permukaan laut Pulau Simeulue pada tahun 2017 relatif tinggi terjadi pada bulan Desember dengan nilai 31-36 psu, terendah terjadi pada bulan Januari dengan nilai 30–35.50 psu. Sebaran klorofil-a pada tahun 2017 Pulau Simeulue adalah 0–2.25mg/m³. Nilai sebaran klorofil-a terendah terjadi pada bulan November yaitu 0–0.4mg/m³, tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 0–2.25 mg/m³. Sebaran Paracanthurus hepatusdi Pulau Simeulue diduga terdapat pada suhu minimum 28.50°C dan suhu maksimum 34.5°C. Sebaran  Amphirion polymnus di Pulau Simeulue diduga terdapat pada  suhu minimun 27°C dan maksimum 34.61°C. Sebaran Lutjanus argentimaculatu di Pulau Simeulue diduga terdapat pada suhu minimunm 21.42°C dan suhu maksimun 35.61°C. Sebaran  Epinephelus fuscoguttatus di Pulau Simeulue diduga terdapat pada suhu minimum 28°C dan suhu maksimun 34.61°C.

 

Author Biography

Mr. Edwarsyah, Universitas Teuku Umar

    Fast traslate Icon translate -

References

Ahmad A. 2009. Estimasi daya Dukung Terumbu Karang Berdasarkan Biomasa Ikan Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di Perairan Sulamadaha, Maluku Utara (Suatu Pendekatan Pengelolan Ekologis).Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor.

Allen, G., Steene, R., Humann, P., & DeLoach, N. (2003).Reef fish identification tropical Pacific.New World Publication. Inc. USA, 484 pp.

Allen, G.R. and M.V. Erdmann, 2012.Reef fishes of the East Indies. Perth, Australia: Universitiy of Hawai'i Press, Volumes I-III. Tropical Reef Research.

Allen, G.R., 1991. Damselfishes of the world.Mergus Publishers, Melle, Germany.271 p.

Awaluddin, Nur. 2010. Geographical Information System with ArcGis 9. Edisi 1.Andi : Yogyakarta.

Badrudin, Sumiono, B., Rahmat, E. 2008. Kakap Merah. (p. 40). Jakarta: Penebar Swadaya.

Baensch, H.A. and R. Riehl, 1985.Aquarien Atlas. Band 2.Mergus, Verlag für Natur-und Heimtierkunde GmbH, Melle, Germany.1216 p.

Baskoro. M. S, Ronny. I.W, dan Arief Effendy. 2004. Migrasi dan Distribusi

Ikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

BIG, 2016. [Online] Available at: http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/indonesia-memiliki-13-466-pulau-yang-terdaftar-dan-berkoordinat [Diakses 19 November 2016].

BIG, 2016b.Pentingnya Informasi Geospasial untuk Menata Laut Indonesia.[Online] Available at: http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/pentingnya-informasi-geospasial-untuk-menata-laut-indonesia [Diakses 19 November 2016].

Binohlan CB. 2010. Epinephelus fuscoguttatus (Forsskål, 1775)..[terhubung berkala]. http://www.fishbase.org/summary/SpeciesSummary.php?genus name=Epinephelus&speciesname=fuscoguttatus.[2 Juli 2010].

Burke, L., Reytar, K., Spalding, M. & Perry, A., 2012.Reef at Risk Revisited in the Coral Triangle. Washington, USA: World Resource Institute.

Burke, L., Selig, E., dan Spalding,M. 2002. Reefs at Risk in Southeast Asia. World Resources Institute.

Cantu, C., R.G. Wright, J.M. Scott, & E. Strand. 2004. Assessment of Current and proposed nature reserves of Mexico based on their capacity to protect geophysical features and biodiversity. Biological Consevation 115: 411-417.

Departemen Kelautan dan PerikananRI,2006. Pembelajaran dari Program Pengelolaan Sumberdaya Alam Laut Berbasis Masyarakat (Vol 2).Kerjasama: COREMAP II dan Direktorat Jenderal Kelautan,Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN. PT. BINA MARINA NUSANTARA. Jakarta.

Departemen Kelautan dan PerikananRI,2006. Pembelajaran dari Program Pengelolaan Sumberdaya Alam Laut Berbasis Masyarakat (Vol 2).Kerjasama: COREMAP II dan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN. PT. BINA MARINA NUSANTARA. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perikanan. 1983. Hasil Ealuasi Potensi Sumberdaya Hayati Perikanan di Perairan Indonesia dan Perairan ZEE Indonesia. Direktorat Sumberdaya Hayati. Balai Penelitian Perikanan Laut. Departemen Pertanian Jakarta.

Edwarsyah., Yonvitner., Muhtadi, Ahmad. 2017. Pengantar Pengelolaan Perikanan Berbasis Ekologis / EAFM.Brilliant : Surabaya

Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Effendi, R., Palloan, P., Ihsan, N. 2012. Analisis Konsentrasi Klorofil-A Di Perairan Sekitar Kota Makassar Menggunakan Data Satelit Topex/Poseidon. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Jilid 8, Nomor 3, Desember 2012, hal 279 – 285. Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Effendi, Rismanto., Palloan, Pariabti., Ihsan, Nasrul. 2012. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Jilid 8 Nomor 3. Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar, Makassar.

Flora, S, M., Setiyono, H., Tisiana, A, R. 2015.Pengaruh Lapisan Termoklin Terhadap Kandungan Oksigen Terlarut di Samudera Hindia Bagian Timur : JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 185 – 194. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro: Semarang.

Hamuna, B.,Yunus. P.,Paulangan, L.D.,2015. Kajian suhu permukaan laut mengunakan data satelit Aqua-MODIS di perairan Jayapura, Papua. Universitas Cenderawasih. 4(3), 160-167

Downloads

Published

2021-11-20

Issue

Section

Articles