https://jfmr.ub.ac.id/index.php/jfmr/issue/feed JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) 2023-03-30T00:00:00+00:00 Syarifah Hikmah Julinda Sari jfmr@ub.ac.id Open Journal Systems <p><strong>JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)</strong> is dedicated to published highest quality of research papers on all aspects of : <strong>Aquatic Resources</strong>, <strong>Aquaculture</strong>, <strong>Fisheries Resources </strong><strong>Technology and Management</strong>, <strong>Fish Technology and Processing</strong>, <strong>Fisheries and Marine Social Economic</strong> and <strong>Marine Science</strong>. This journal is jointly published by <strong>Faculty of Fisheries and Marine Science</strong><strong>,</strong> Brawijaya University Malang Indonesia.</p> https://jfmr.ub.ac.id/index.php/jfmr/article/view/869 PENGARUH DOSIS TEPUNG KANGKUNG AIR, PAKAN KOMERSIAL SERTA KOMBINASI TEPUNG KANGKUNG AIR DENGAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) 2023-01-12T03:44:36+00:00 Willem Hendry Siegers hendrySiegers@gmail.com Dahlan Dahlan hendrySiegers@gmail.com Delila Anou hendrySiegers@gmail.com <p>Penggunaan dosis tepung kangkung air untuk menurunkan rasio konversi pakan perlu ditelusuri dalam menunjang laju pertumbuhan relatif ikan nila. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penggunaan dosis pakan kangkung air yang dicampur pakan komersial dalam menentukan pakan yang optimal selama pembenihan ikan nila. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 3 taraf perlakuan dan 3 taraf ulangan yaitu perlakuan A (4 gram tepung kangkung air tanpa campuran), perlakuan B (3 gram tepung kangkung air dicampur 2 gram pakan komersial), perlakuan C (2 gram tepung kangkung air dicampur 2 gram pakan komersial). Pakan akan diujicobakan pada benih ikan nila ukuran panjang awal 3-5 cm dengan padat tebar 10 ekor per wadah toples. Uji coba pakan untuk melihat laju pertumbuhan relatif dan rasio konversi pakan selama 30 hari dengan jumlah pakan yang diberikan 3 kali sehari sebanyak 3% dari bobot biomassa tubuh secara at satiation. Hasil analisis sidik ragam terhadap FCR dan RGR berpengaruh nyata (p&lt;0,05) untuk semua perlakuan sedangkan hasil uji lanjut menunjukkan perlakuan B terbaik dengan nilai FCR 0,65±0,09 dan nilai RGR sebesar 4,28±1,02%. Analisis sidik ragam terhadap kelangsungan hidup benih ikan nila menunjukkan semua perlakuan berpengaruh nyata (p&lt;0,05) sedangkan hasil uji lanjut menunjukkan perlakuan C terbaik dengan nilai rataan kelangsungan hidup sebesar 96,67±5,77%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan dosis pakan yang optimal untuk pembenihan ikan nila adalah 3 gram tepung kangkung air dicampur 2 gram pakan komersial.</p> <p> </p> <p>The use of water spinach flour doses to reduce the feed conversion ratio needs to be investigated in supporting the relative growth rate of tilapia. The aim of the study was to describe the use of water spinach feed doses mixed with commercial feed in determining the optimal feed for tilapia hatchery. This study used an experimental method with a completely randomized design consisting of 3 treatment levels and 3 repetition levels, namely treatment A (4 grams of water spinach flour without mixture), treatment B (3 grams of water spinach flour mixed with 2 grams of commercial feed), treatment C (2 grams of water spinach flour mixed with 2 grams of commercial feed). The feed will be tested on tilapia seeds with an initial length of 3-5 cm with a stocking density of 10 fish per jar. Feed trials to see the relative growth rate and feed conversion ratio for 30 days with the amount of feed given 3 times a day as much as 3% of body weight at satiation. The results of the analysis of variance on FCR and RGR had a significant effect (p &lt;0.05) for all treatments, while the results of the follow-up test showed that treatment B was the best with an FCR value of 0.65 ± 0.09 and an RGR value of 4.28 ± 1.02%. Analysis of variance on the survival of tilapia fry showed that all treatments had a significant effect (p &lt;0.05) while the results of the follow-up test showed that treatment C was the best with an average survival value of 96.67 ± 5.77%. Based on the results of the study it can be concluded that the use of optimal feed doses for tilapia hatcheries is 3 grams of water spinach flour mixed with 2 grams of commercial feed.</p> 2023-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 https://jfmr.ub.ac.id/index.php/jfmr/article/view/742 KEANEKARAGAMAN IKAN DI SUNGAI CILUTUNG KABUPATEN SUMEDANG, PROVINSI JAWA BARAT 2022-09-06T08:16:37+00:00 Yasmin Mumtaz yasmin18001@mail.unpad.ac.id Ayi Yustiati yasmin18001@mail.unpad.ac.id Iskandar Iskandar yasmin18001@mail.unpad.ac.id Ibnu Bangkit Bioshina Suryadi yasmin18001@mail.unpad.ac.id Titin Herawati yasmin18001@mail.unpad.ac.id <p>Sungai Cilutung merupakan anak sungai dari Sungai Cimanuk di Jawa Barat. Riset ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman ikan yang hidup di Sungai Cilutung pada bulan September-November 2020. Metode yang digunakan dalam riset adalah metode survei. Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling dan dilakukan pada tiga stasiun penelitian. Parameter yang diamati yaitu kelimpahan, keanekaragaman, dominansi, dan keseragaman. Ikan yang tertangkap sebanyak 300 ekor terdiri dari 10 spesies dalam 4 famili dan identifikasi menggunakan metode taksonomi dengan melihat ciri meristik dan morfometrik. Indeks keanekaragaman pada stasiun 1, 2, dan 3 memiliki nilai 1.03 ≤ H’ ≤ 1.57 dan dalam kategori rendah. Indeks dominansi pada stasiun 1, 2, dan 3 memiliki nilai 0.28 &lt; C ≤ 0.38 dan dalam kategori rendah. Indeks keseragaman memiliki nilai 0.26 &lt; E ≤ 0.37 dan dalam kategori kecil, struktur komunitas tertekan.</p> <p> </p> <p>The Cilutung River is a tributary of the Cimanuk River in West Java. This research aims to determine the diversity of fish that live in the Cilutung River in September-November 2020. The method used in the research is the survey method. The sampling technique was determined by purposive sampling method and was carried out at three research stations. Parameters observed were abundance, diversity, dominance, and evenness. 300 fish caught consisting of 10 species in 4 families and identified using taxonomic method by looking at meristic and morphometric characteristic. The diversity index at stations 1, 2, and 3 has a value of 1.03 H' 1.57 and is in a low category. The dominance index at stations 1, 2, and 3 has a value of 0.28 &lt; C 0.38 and is in a low category. The evenness index has a value of 0.26 &lt; E 0.37 and in the small category, the community structure is depressed.</p> 2023-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) https://jfmr.ub.ac.id/index.php/jfmr/article/view/895 INVENTARISASI EKTOPARASIT IKAN LELE (CLARIAS SP. ) DAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2023-02-06T08:45:23+00:00 Alfentus Bene Dawo alfendawo160@gmail.com Yuliana Salosso yulianasalosso@staf.undana.ac.id Wesly Pasaribu wesly@staf.undana.ac.id <p>Mengetahui keberadaan infeksi parasite pada ikan budidaya disuatu lokasi akuakultur merupakan salah satu faktor penting untuk langkah pendataan awal dan upaya pengendalian penyakit ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis parasit, prevalensi dan intensitas parasit yang menyerang ikan lele (Clarias sp) dan ikan nila (Oreochromis niloticus) di dua lokasi yaitu balai benih ikan Oeluan dan kolam bioflok Timur Mandiri Kefamenanu, Kabupaten Timur Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Sampel ikan diambil secara acak dari dua lokasi dengan jumlah 30 ekor untuk setiap jenis ikan. Hasil penelitian didapat dua jenis parasit yang yang menyerang ikan nila yaitu parasit Cichlidogyrus sp. dan Trichodina sp. sedangkan pada ikan lele ditemukan tiga jenis parasit yaitu Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., dan Quadriacanthus sp.. Prevalensi parasit tertinggi pada ikan lele yaitu infeksi parasite Gyrodactylus sp. sebesar 21,6% sedangkan nilai intensitas parasit yang menyerang ikan lele sama yaitu 2 individu/ekor. Prevalensi parasit tertinggi pada ikan nila yaitu parasit Cichlidogyrus sp. yaitu 30% sedangkan nilai intensitas parasit pada ikan nilai yaitu antara 2-5 individu/ekor.</p> <p> </p> <p>Knowing the presence of parasitic infections at the aquaculture site in fish farms is an important factor in the first step of data collection and future infection control. The purpose of this study was to determine the parasites, prevalence and intensity of parasites that infection catfish (Clarias sp.) and tilapia (Oreochromis niloticus) in two locations, the Oeluan fish nursery and Mandiri Kefamenanu Biofloc pond, North Central Timor, East Nusa Tenggara. Samples were taken at random from two locations with a total of 30 fish for each fish species. The results showed that there were two types of parasites that infected tilapia, Cichlidogyrus sp. and Trichodina sp. Three species of parasites have now been found in catfish, Dactylogyrus sp., Gyodactylus sp. and Quadriacanthus sp. The highest parasite prevalence was found in catfish, Gyrodactylus sp. of 21.6%, while the intensity value of the parasites infecting the catfish, 2 individuals/fish. The highest prevalence of parasites in tilapia is the parasite Cichlidogyrus sp. namely 30%, while the intensity value of parasites in fish is between 2-5 individuals/fish.</p> 2023-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 https://jfmr.ub.ac.id/index.php/jfmr/article/view/861 STRATIFIKASI DAN STRUKTUR MASSA AIR LAUT BANDA SAAT MUSIM TIMUR 2023-03-20T05:02:17+00:00 DION DOLLAN AWAYAL dion.dollan28@gmail.com Simon Tubalawony dion.dollan28@gmail.com Yunita A Noya dion.dollan28@gmail.com <p>Laut Banda termasuk jalur Arlindo bagian timur, sebagai reservoir sementara massa air, dan merupakan wilayah Upwelling yang bervariasi secara musiman tergantung dari arah musim. Penelitian ini merupakan bagian dari Ekspedisi Jala Citra 2-2022 Banda yang bertujuan untuk mengkaji stratifikasi massa air di Laut Banda. Proses sampling menggunakan CTD Rosette pada 6 Stasiun pengamatan yang meliputi data suhu, salinitas dan densitas. Analisa stratifikasi massa air untuk melihat pelapisan massa air, sedangkan analisa lapisan Gumbar (Core Layers), analisis isopiknal dan analisis diagram TS untuk analisa struktur massa air. Hasil penelitian menunjukan variasi suhu, salinitas dan densitas cukup besar di lapisan permukaan. Pada lapisan termoklin ditemukan massa air dengan salinitas maksimum (Smax) mencapai 34,79 Psu, kisaran suhu 17,09-230C dengan isopiknal 23,99-25,45 Kg/m3 yang berada di kedalaman 106-187 m. Pada lapisan bawah termoklin ditemukan massa air dengan salinitas maksimum (Smax) mencapai 34,81 Psu, kisaran suhu 8,67-12,790C dan isopiknal 26,41-27,01 Kg/m3 dengan kedalaman 230-402 m. Salinitas minimum (Smin) berada pada isopiknal 26,11-26,56 Kg/m3 dengan salinitas mencapai 34,36 Psu di kedalaman 234-324 m dengan kisaran suhu 10,60-12,580C. Lapisan dalam ditemukan massa air dengan kisaran salinitas 33,48-34,74 Psu yang berada di kedalaman 674-1000 m dengan kisaran suhu 4,59-6,940C serta isopiknal &gt;27 Kg/m3. Massa air lapisan termoklin yang memiliki Smax diyakini adalah massa air NPSW. Pada lapisan bawah termoklin merupakan karakter dari massa air SPLTW (Smax) sedangkan massa air yang memiliki Smin adalah massa air NPIW. Pada lapisan yang lebih dalam merupakan karakter dari massa air AAIW.</p> <p> </p> <p>The Banda Sea, a part of the Eastern Arlindo line which is also an area of upwelling that varies seasonally depending on the season's direction, plays an important role as a temporary reservoir of water masses. This research is part of the Jala Citra 2-2022 Banda Expedition which aims to study the stratification of water masses in the Banda Sea. The sampling process uses CTD Rosette at 6 observation stations which includes temperature, salinity and density data. Water mass stratification analysis is used to see the layering of water mass, while the core layers analysis, isopicnal analysis, and TS diagram analysis is used for water mass structure analysis. The results showed that the variations in temperature, salinity and density are quite large in the surface layer. In the thermocline layer, a mass of water with maximum salinity (Smax) is found reached 34,79 Psu, the temperature range is 17,09-230C with isopicnal 23,99-25,45 Kg/m3 which is at a depth of 106-187 m. At the bottom of the thermocline, a mass of water with maximum salinity (Smax) is found reached 34,81 Psu, the temperature range is 8,67-12,790C and isopicnal 26,41-27,01 Kg/m3 with a depth of 230-402 m. The minimum salinity (Smin) is found at isopicnal 26,11-26,56 Kg/m3 with salinity reaching 34,36 Psu at a depth of 234-324 m with a temperature range of 10,60-12,580C. In the deep layer, water masses are found with a salinity range of 33,48-34,74 Psu at a depth of 674-1000 m with a temperature range of 4,59-6,940C and isopicnal more than 27 Kg/m3. The mass of water in the thermocline layer which has Smax believed to be the NPSW water mass. In the lower layer the thermocline is the character of the SPLTW water mass (Smax) while the mass of water which has Smin is the mass of water NPIW. In a deeper layer is the character of the AAIW water mass.</p> 2023-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 https://jfmr.ub.ac.id/index.php/jfmr/article/view/828 COMPOSITION AND DENSITY OF MACRO MARINE DEBRIS IN THE MANGROVE AREA OF KERAMAT VILLAGE MANANGGU SUB-DISTRICT BOALEMO REGENCY 2022-11-23T03:26:12+00:00 Mohamad Aldi Alex Ikano miftahulkhairkadim@ung.ac.id Faizal Kasim miftahulkhairkadim@ung.ac.id Miftahul Khair Kadim miftahulkhairkadim@ung.ac.id Muthmainnah Muthmainnah miftahulkhairkadim@ung.ac.id <p>This study aims to determine the composition and density of macro marine debris in the mangrove area of Keramat Village, Mananggu Sub-District, Boalemo Regency. This research was carried out from August to September 2021. Data collection was carried out using a purposive sampling survey method using 3 line transects to collect macro-sized waste types. The results of the study found that several types of waste in the mangrove area of Keramat Village consisted of plastic and non-plastic waste. The composition of plastic waste amounted to 99.14%, and non-plastic waste was 0.86%. The highest density was found in line transect 1 with a value of 6500 amount/ha.</p> 2023-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 https://jfmr.ub.ac.id/index.php/jfmr/article/view/751 PERBANDINGAN PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN PIGMEN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii LOKAL DAN HASIL KULTUR JARINGAN 2023-02-14T05:00:47+00:00 Novidya Salnida Andre salnidayuniarti@unram.ac.id Salnida Yuniarti Lumbessy salnidayuniarti@unram.ac.id Andre Rachmat Scabra salnidayuniarti@unram.ac.id <p>Kegiatan pengembangan budidaya rumput laut Eucheuma cottonii saat ini telah berhasil mengembangkan bibit hasil kultur jaringan untuk mengoptimalisasikan penyediaan bibit rumput laut, sehingga para pembudidaya tidak hanya mengandalkan penggunaan bibit lokal yang berulang sajaPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan kandungan pigmen rumput laut E.cottonii yang dibudidayakan menggunakan bibit lokal dan kultur jaringan. Penelitian dilakukan di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL), Gerupuk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat selama 42 hari dengan metode patok dasar. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 2 perlakuan jenis bibit, yaitu A ( bibit lokal) dan B (bibit kuljar) dengan 30 ulangan. Parameter yang diukur adalah berat mutlak, laju pertumbuhan harian, produksi rumput laut, kandungan klrofil dan fikoeritrin serta kualitas air. Data dinalisa menggunakan uji statistik non-parametrik (Uji t) t-Student menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bibit hasil kultur jaringan dan bibit lokal memberikan pertumbuhan dan produksi yang berbeda. Penggunaan bibit hasil kultur jaringan merupakan perlakuan terbaik karena dapat memberikan bobot mutlak rumput laut E. cottonii sebesar 201,17 g, laju pertumbuhan harian sebesar 2.62% / hari dan produksi rumput laut sebesar 609,60 g/m, didukung oleh kandungan pigmen klorofil-a dan fikoeritrin yang tinggi yaitu berturut-turut 1,60 mg/L dan 6,13 mg/L Hubungan kandungan pigmen dan laju pertumbuhan rumput laut secara umum memiliki korelasi yang kuat baik pada penggunaan bibit hasil kultur jaringan maupun bibit lokal dengan nilai koefisien korelasinya (R2) diatas 50%. Penggunaan bibit hasil kultur jaringan dapat meningkatkan produktivitas yang lebih baik dalam budidaya E.cottonii.</p> <p> </p> <p>Eucheuma cottonii seaweed cultivation development activities have now succeeded in developing tissue culture seeds to optimize the supply of seaweed seeds, so that cultivators do not rely solely on the repeated use of local seeds.This study aimed to analyze the growth and pigment content of E. cottonii seaweed cultivated using local seeds and tissue culture. The study was conducted at the Marine Cultivation Fisheries Center (BPBL), Gerupuk, Central Lombok, West Nusa Tenggara for 42 days using the baseline method. This study was an experiment with a completely randomized design consisting of 2 treatments of seed types, namely A (local seeds) and B (tissue culture seeds) with 30 replications. Parameters measured were absolute weight, daily growth rate, seaweed production, chlorophyll and phycoerythrin content and water quality. Data were analyzed using non-parametric statistical test (t-test) t-Student using SPSS program. The results showed that the use of tissue cultured seeds and local seeds gave different growth and production. The use of tissue culture seedlings is the best treatment because it can provide an absolute weight of E. cottonii seaweed of 201.17 g, daily growth of 2.62% / day and seaweed production of 609.60 g/m, supported by the high content of chlorophyll-a and phycoerythrin pigments, 1.60 mg/L and 6.13 mg/L, respectively. In general, the relationship between pigment content and growth rate of seaweed has a strong correlation both in the use of tissue culture seeds and local seeds with a correlation coefficient (R2) above 50%. The use of tissue cultured seedlings can increase better productivity in the cultivation of E. cottoni</p> 2023-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) https://jfmr.ub.ac.id/index.php/jfmr/article/view/816 STRUKTUR KOMUNITAS MAKROALGA DI PERAIRAN TEMAJUK KECAMATAN PALOH KALIMANTAN BARAT 2023-02-10T08:51:54+00:00 Ikha Safitri isafitri@marine.untan.ac.id Warsidah Warsidah warsidah@fmipa.untan.ac.id Mega Sari Juane Sofiana msofiana@marine.untan.ac.id Dwi Gusmalawati dwi.gusmalawati@fmipa.untan.ac.id Diah Wulandari Rousdy diah.wulandari.rousdy@fmipa.untan.ac.id Aswandi Aswandi aswandi@student.untan.ac.id <p>Makroalga merupakan salah satu potensi sumberdaya laut yang secara ekologis berperan dalam meningkatkan produktivitas primer perairan, bioremediasi berbagai jenis polutan, penyedia oksigen, sumber makanan, dan menyediakan habitat berbagai jenis biota akuatik lainnya. Secara ekonomi, makroalga juga potensial untuk dikembangkan karena mengandung berbagai senyawa bioaktif yang dapat dimanfaatkan di berbagai bidang industri. Keanekaragaman jenis dan kelimpahan makroalga sangat dipengaruhi oleh parameter fisika-kimia perairan. Desa Temajuk, Kecamatan Paloh memiliki keanekaragaman sumberdaya alam, termasuk makroalga. Lokasi pengambilan sampel sebanyak tiga stasiun dan ditentukan menggunakan metode purposive sampling, berdasarkan keberadaan makroalga. Sampling makroalga dilakukan menggunakan kuadrat transek dengan ukuran 10x10 m2 dan pengukuran parameter fisika-kimia perairan menggunakan WQC AZ 8603. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis makroalga yang ditemukan yaitu Padina, Turbinaria, Sargassum, Acanthopora, dan Gracilaria. Dari semua jenis yang teridentifikasi, Phaeophyceae memiliki persen kontribusi lebih besar (60%), serta Padina dan Sargassum memiliki kelimpahan tertinggi, yaitu 21,31 ind/mek 2 dan 19,42 ind/m2 secara berturut-turut. Perairan Desa Temajuk memiliki tingkat keanekaragaman sedang, keseragaman tinggi, dan dominansi rendah. Kondisi perairan mempengaruhi kelimpahan makroalga di perairan Desa Temajuk, Kecamatan Paloh.</p> <p> </p> <p>Macroalgae is one of the potential marine resources that ecologically plays a crucial role in increasing the water’s primary productivity, bioremediation of various types of pollutants, as food sources, providing oxygen and habitat for various aquatic biota. Economically, macroalgae also potential to be developed because it contains various bioactive compounds that can be used in various industrial fields. Species diversity and abundance of macroalgae are strongly influenced by physio-chemical water parameters. Temajuk Village located in Paloh District has a high diversity of natural resources, including macroalgae. The sampling locations were three stations and determined using purposive sampling method, based on the presence of macroalgae. A sampling of macroalgae was carried out using a quadratic transect with a size of 10x10 m2 and measurement of the physio-chemical parameters was done using WQC AZ 8603 instrument. The results showed that the genera of macroalgae found were Padina, Turbinaria, Sargassum, Acanthopora, and Gracilaria. Among the identified species, Phaeophyceae had the highest percentage contribution (60%), which Padina and Sargassum had the highest abundances, such as 21.31 ind/m2 and 19.42 ind/m2, respectively. The waters of Temajuk have a moderate level of diversity, high uniformity, and low dominance. Water conditions influenced the diversity and abundance of macroalgae in the water of Temajuk, Paloh District.</p> 2023-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 https://jfmr.ub.ac.id/index.php/jfmr/article/view/834 PERILAKU EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN PURSE SEINE DAN TINGKAT KESEJAHTERAANNYA DI KECAMATAN PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO 2023-02-23T04:46:43+00:00 Pudji Purwanti pudjipurwanti@ub.ac.id Mochammad Fattah mochammadfattah@ub.ac.id Yulia Sekar Suminar yuliass@gmail.com Dwi Sofiati dwisofiati@ub.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk perilaku ekonomi rumah tangga nelayan purse seine, baik juragan dan anak buah kapalnya dalam kegiatan melaut dan aktifitas ekonomi lainnya saat tidak musim ikan. Dari perilaku ekonomi rumah tangga yang terdiri dari kegiatan produktif baik kegiatan perikanan maupun kegiatan non perikanan, pendapatan rumah tangga dan pengeluaran pokok tersebut, dilanjutkan dengan pengukuran tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan purse seine. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2022. Pengambilan sample secara purposive sampling, dengan jumlah respoden terpilih sebanyak 13 nelayan juragan dan 41 nelayan ABK. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menghitung keuntungan alat tangkap purse seine. Analisis tikngkat kesejahteraan menggunakan ukuran tingkar kesejahteraan BPS 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku produksi melaut, dalam satu trip melaut nelayan purse seine menghabiskan waktu selama 4-5 hari, atau 4 hingga 5 trip dalam sebulan saat musim puncak. rata – rata nelayan melaut pada musim puncak adalah sebanyak 164 Hari Orang Kerja (HOK). Sedangkan pada musim sedang nelayan purse seine melakukan penangkapan ikan dengan rata – rata waktu yang dibutuhkan pada musim sedang adalah 40 – 50 jam per minggu nya selama 3 bulan. Kegiatan produktif penangkapan ikan dilakukan selama 15 – 22 hari dengan 3 -4 trip. Jenis ikan yang ditangkap antara lain layur, tongkol, tengiri dan ikan teri. Saat musim sedang rata-rata melaut 4 hingga 5 kali dalam seminggu. Hasil tangkapan saat musim sedang adalah cumi cumi dan gurita. Saat tidak musim ikan, beberapa nelayan melakukan kegiatan non perikanan, Dari hasil produksi melaut dan non perikanan rumah tangga mampu memenuhi kebutuhan pokok pangan dan kebutuhan pokok non pangan. Bahkan beberapa responden masih bisa menyisakan pendapatan untuk menabung. Tingkat kesejahteraan nelayan juragan berdasarkan kriteria indikator kesejahteraan Biro Pusat Statistik(BPS) tahun 2014 menunjukkan bahwa rumah tangga nelayan juragan termasuk kategori keluarga sejahtera. Terdapat 6 rumah tangga nelayan buruh yang belum sejahtera.</p> <p> </p> <p>This study aims to determine the economic behavior of purse seine fisherman’s households, both skipper and crew in fishing activities and other economic activities during non-fishing season. The economic behavior of the household consists of productive activities (fishery and non-fishing activities), household income and basic expenditures, also followed by measuring the welfare level of purse seine fishermen’s households. The results showed that the behavior of fishing production, in one fishing trip, purse seine fishermen spend 4-5 days, or 4 to 5 trips a month during peak season. The average number of fishermen in the peak season fishing is 164 HOK, while the average in the middle season of purse seine fishermen is 40-50 hours per week for 3 months. Productive fishing activities was carried out for 15 – 22 days with 3-4 trips. Types of fish caught include layur, tuna, mackerel and anchovies. During the season, the average is 4 to 5 times a week. The catch during the middle season is squid and octopus and when non-fishing season, fishermen did farming activities. There are only 4 respondents still do fishing activities even though it is not fish season. From the results of fishing and farming, households are able to meet basic food and non-food needs. Even some respondents can still leave income to save. The welfare level of small-scale fishermen based on the 2014 BPS welfare indicator criteria shows that small-scale fishing households in Karanggandu Village are categorized as prosperous families.</p> 2023-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 https://jfmr.ub.ac.id/index.php/jfmr/article/view/822 PERTUMBUHAN LOBSTER AIR TAWAR Cherax quadricarinatus YANG DIBERIKAN PAKAN SEGAR BERBEDA 2022-12-07T03:23:47+00:00 Muhammad Safir amtahya@gmail.com Akbar Marzuki Tahya amtahya@gmail.com Hikmah Asdin amtahya@gmail.com <p>Pengembangan budidaya lobster air tawar jenis Cherax quadricarinatus masih terbatas pada skala kecil. Pengetahuan terhadap domestikasi spesies krustasea tersebut masih terus dipelajari untuk mengembangkan budidaya secara luas, termasuk sosialisasi teknologinya. Salah satu faktor penting yang perlu diketahui untuk mendukung pengembangan budidaya adalah pakan ideal dalam menunjang pertumbuhan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan pertumbuhan lobster air tawar melalui pemberian pakan dalam bentuk segar dan secara konsisten. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis pakan segar yang dapat memberikan pertumbuhan tertinggi pada lobster air tawar. Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan jenis pakan segar yakni wortel, keong mas, cacing tanah dan ikan teri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan wortel, keong mas, cacing tanah, dan ikan teri menghasilkan pertambahan bobot individu sebesar 0,42; 0,38; 0,49; dan 0,11 g. Laju pertumbuhan harian secara berurut sebesar 0,40; 0,43; 0,69; 0,13%/hari. Hasil analisis menunjukkan bahwa bobot dan pertumbuhan lobster lebih tinggi (p&lt;0.05) diperoleh pada perlakuan pakan cacing tanah (0,49 g dan 0,69%/hari). Kelangsungan hidup untuk semua perlakuan berkisar antara 68,75-87,50% (p&gt;0.05). Penelitian menemukan jenis pakan segar dari cacing tanah Lumbricus rubellus yang menghasilkan respons pertumbuhan lobster air tawar yang tinggi.</p> <p> </p> <p>Aquaculture of freshwater crayfish Cherax quadricarinatus, is still a small scale. Knowledge of the domestication of these crustacean species is still being studied to develop aquaculture widely, including the socialization of the technology. One important factor that needs to be known to support the development of aquaculture is the ideal feed to support growth. One of the efforts that can be done in optimizing the growth of freshwater crayfish is through the provision of fresh and consistent feed. This study aims to determine the type of fresh-feed that can provide the highest growth in freshwater crayfish. This study consisted of 4 treatments of fresh-feed, namely carrots, gold snails, earthworms and anchovies. The results showed that the feeding of carrots, gold snails, earthworms, and anchovies resulted in an individual weight gain of 0.42; 0.38; 0.49; and 0.11 g. The daily growth rate is 0.40 respectively; 0.43; 0.69; 0.13%/day. The results of the analysis showed that the higher weight and growth of lobster (p&lt;0.05) was obtained in earthworm feed (0.49 g and 0.69%/day). Survival for all treatments ranged from 68.75-87.50% (p&gt;0.05). Study found a type of fresh feed from the earthworm Lumbricus rubellus which resulted in a high growth response of freshwater crayfish.</p> 2023-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023