KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA PERAIRAN DI BANYUURIP, GRESIK, JAWA TIMUR

Authors

  • Wulan Cahya Ayuingtyas Brawijaya University http://orcid.org/0000-0002-7071-8793
  • Defri Yona Brawijaya University
  • Syarifah Hikmah Julinda Brawijaya University
  • Feni Iranawati Brawijaya University

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jfmr.2019.003.01.5

Keywords:

Mikroplastik, Fragment, Fiber, Flim, Gresik

Abstract

Mikroplastik merupakan bagian terkecil dari plastik yang berukuran 0,3 mm – >5 mm. Mikroplastik yang masuk ke lingkungan akan terakumulasi di perairan dan tidak mudah dihilangkan karena sifatnya yang persisten. Banyaknya kelimpahan mikroplastik sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan sumber pencemarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan dan jenis mikroplastik pada perairan di Banyuurip. Pengambilan sampel perairan dilakukan pada 5 lokasi yang memiliki aktivitas berbeda, yaitu tempat pelelangan ikan (TPI), mangrove, tambak, muara sungai, dan laut lepas. Pengambilan sampel perairan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan mengguakan plakton net dengan volume air tersaring sebanyak 15 L pada setiap stasiun. Idetifikasi mikroplastik menggunakan metode NOAA yang dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu penyaringan sampel, pengeringan sampel, pemisahan zat organik dan identifikasi mikroplastik. Perbedaan kelimpahan jenis mikroplastik pada setiap lokasi dianalisis dengan mengukan ANOVA one way. Hasil kelimpahan total yang ditemukan sebesar 57,11 x 10² partikel/m³. Jenis mikroplastik yang ditemukan adalah fragment, fiber, dan film. Jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan pada perairan Banyuurip adalah jenis fragment. Hal ini dikarenakan sumber pencemaran mikroplastik jenis fragment lebih besar, yaitu berasal dari limbah rumah tangga dan kegiatan antropogenik. Kelimpahan jenis mikroplastik paling tinggi ditemukan pada mangrove sebesas 22,89 x 10² partikel/m³. Sementara itu, kelimpahan jenis mikroplastik pada lokasi tambak, muara sungai dan laut terbuka memiliki rentang nilai yang tidak jauh berbeda, yaitu 7,11– 8,89 x 10² partikel/m³. Hal ini diduga karena sampah lebih mudah terperangkap di akar-akar mangrove dan terakumulasi lebih banyak.

Author Biography

Wulan Cahya Ayuingtyas, Brawijaya University

Marine Sciece

Downloads

Published

2019-04-22

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)