INTERAKSI BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HASIL TANGKAPAN PER UNIT USAHA ( CATCH PER UNIT EFFORT) ALBAKORA (Thunnus Alalunga Bonnaterre,1788) DI SAMUDRA HINDIA

Authors

  • Gussasta Levi Arnenda loka riset perikanan tuna
  • Fathur Rochman

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.14

Keywords:

Thunnus alalunga, Catch per Unit Effort, Faktor Signifikan

Abstract

Produksi sumber daya ikan akan selalu mengalami kenaikan dan penurunan secara alami. Perikanan tuna masih menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Albakora merupakan spesies tuna yang selalu ada keberadaannya sepanjang tahun. Hasil tangkapan spesies ini adalah yang paling dominan dari spesies tuna lainnya. Pemahaman yang baik tentang interaksi berbagai faktor musim, daerah penangkapan, jumlah pancing antar pelampung dan kombinasi umpan sangat berguna untuk menentukan strategi penangkapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi penangkapan dalam upaya penangkapan albacore yang efektif dan efisien.Penelitian dilakukan sepanjang bulan Januari 2006 sampai dengan Oktober 2015 melalui metode pengamatan dan pencatatan spesies albakora secara langsung oleh obsever diatas kapal longline yang berbasis di pelabuhan perikanan muara baru (Jakarta), Pelabuhan ratu (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), dan Benoa (Bali). Hasil penelitian diperoleh faktor umpan memiliki pengaruh terbesar daripada seluruh faktor. Interaksi terbesar adalah antara daerah penangkpan dengan umpan. Pada faktor musim, musin muson barat dan muson timur tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Faktor darah penangkapan, diluar ZEE memiliki nilai rata-rata CPUE lebih tinggi dari  didalam ZEE. Faktor jumlah pancing antar pelampung tidak memiliki pengaruh yangsignifikan. Faktor umpan, ikan layang memiliki nilai signifikan tertinggi.  Interaksi dari beberapa faktor terhadap CPUE hasil tangkapan ALB diketahui bahwa faktor umpan memiliki pengaruh terbesar daripada faktor lainnya, dan interaksi yang paling berpengaruh adalah interaksi anatara faktor umpan dengan faktor daerah penangkapan Strategi penangkapan dapat dilakukan pada daerah penangkapan diluar ZEE dengan umpan iakn layang, baik pada musim muson barat ataupun timur agar penangkapan ikan efektif dan efisien

References

Bahtiar, A., Barata, A., & Nugraha, B. (2014). KEDALAMAN RENANG DAN WAKTU MAKAN IKAN ALBAKORA ( Thunnus alalunga ) DI SAMUDERA HINDIA SEBELAH SELATAN JAWA ( Thunnus alalunga ) IN THE INDIAN OCEAN SOUTH OFF JAVA. BAWAL, 6(2), 89–94. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.15578/bawal.6.2.2014.89-94

Barata, A., Bahtiar, A., & Hartaty, H. (2011). Pengaruh perbedaan umpan dan waktu setting rawai tuna terhadap hasil tangkapan tuna di Samudera Hindia. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 17.2, 133–138. Retrieved from http://www.academia.edu/download/51501428/1122-2393-1-SM.pdf

Dhurmeea, Z., Zudaire, I., Chassot, E., Cedras, M., West, W., Appadoo, C., … Nikolic, N. (2016). Reproductive Biology of Albacore Tuna ( Thunnus alalunga ) in the Western Indian Ocean. PLoS ONE, 11(12). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0168605

FitzGerald, W. J. (2004). MILKFISH AQUACULTURE IN THE PACIFIC : POTENTIAL FOR THE TUNA LONGLINE FISHERY. Noumea, New Caledonia: Secretariat of the Pacific Community.

Gemaputri, A. A. (2013). TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN JEMBER UTILIZATION RATE OF FISH RESOURCES IN JEMBER WATER. Jurnal Perikanan (J., (J. Fish.(1), 35–41. Retrieved from https://journal.ugm.ac.id/jfs/article/view/9094/6806

Jong, P. De, Heller, G. Z., Davis, M., Hylands, J., Life, S., Mccutcheon, J., … Wyatt, W. (2008). GENERALIZED LINEAR MODELS FOR INSURANCE DATA (Vol. 10). Cambridge: Cambridge University Press.

Novianto, D., & Nugraha, B. (2014). KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN DAN IKAN TARGET PERIKANAN RAWAI TUNA BAGIAN TIMUR SAMUDERA HINDIA Catch Composition of By-Catch and Target Species on Tuna Longline Fisheries in Eastern Indian Ocean Oleh : Marine Fisheries, 5(2), 119–127.

Nugraha, B., & Setiya Triharyunir. (2005). PENGARUH SUHU DAN KEDALAMAN MATA PANCING RAWAI TUNA (TUNA LANG L’NE) TERHADAP HASIL TANGKAPAN TUNA DI SAMUDERA HINDIA. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, Vol 15, No, 239–247. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.15578/jppi.15.3.2009.239-247

R, R. D., Setiyono, H., & Helmi, M. (2015). ARUS GEOSTROPIK PERMUKAAN MUSIMAN BERDASARKAN DATA SATELIT ALTIMETRI TAHUN 2012-2013 DI SAMUDERA HINDIA BAGIAN TIMUR. JURNAL OSEANOGRAFI NO 4, 4, 756–764. Retrieved from https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/joce/article/view/9694/9417

Rangka, N. A., & Asaad, A. I. J. (2010). Teknologi budidaya ikan bandeng di sulawesi selatan. In Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, (1995), 187–203.

Rochman, F., Setyadji, B., & Wujdi, A. (2017). STANDARDIZING CPUE OF ALBACORE TUNA ( Thunnus alalunga Bonnaterre , 1788 ) ON TUNA LONGLINE FISHERY IN EASTERN INDIAN OCEAN. INDONESIANFISHERIESRESEARCHJOURNAL, 23(June), 29–38. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.15578/ifrj.23.1.2017.29-38

Sadiyah, L., Dowling, N., & Prisantoso, B. I. (2012). DEVELOPING RECOMMENDATIONS FOR UNDERTAKING CPUE STANDARDISATION USING OBSERVER PROGRAM DATA. Indonesian Fisheries Research Journal, 18 No 1(1996), 577–588. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.15578/ifrj.18.1.2012.19-33

Teliandi, D., Djunaedi, O. S., Purba, N. P., Setiyo, W., Kelautan, K., Pasir, J., & Ancol, P. (2013). Hubungan variabilitas mixed layer depth k riteria ∆ T = 0 , 5 o C dengan sebaran tuna di Samudera Hindia bagian timur Relationship between variability mixed layer d epth ∆ T = 0 . 5 o C criterion and distribution of tuna in the eastern Indian Ocean, 2(3), 162–171. https://doi.org/https://doi.org/10.13170/depik.2.3.978

Wudianto, Wagiyo, K., & Wibowo, B. (2003). SEBARAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TUNA DI SAMUDERA HINDIA. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 9(7), 19–28.

Downloads

Published

2019-11-11

Issue

Section

Articles

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.