SINTASAN DAN PERKEMBANGAN COCCON LINTAH LAUT (Zeylanicobdella arugamensis) PADA SUHU YANG BERBEDA

Authors

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.15

Keywords:

coccon, lintah laut, suhu inkubasi.

Abstract

Lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis) merupakan ektoparasit yang sering menginfeksi ikan kerapu di keramba jaring apung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu inkubasi terhadap sintasan lintah laut dan perkembangan coccon (telur). Lintah laut dikoleksi dari ikan kerapu hibrida cantang (panjang total 5-7 cm) dan menempatkannya pada cawan petri. Sebanyak 108-232 ekor lintah laut hidup ditempatkan dalam setiap satu cawan petri yang telah diisi air laut dengan salinitas 32 ppt (total 16 cawan petri). Masing-masing 4 cawan petri di inkubasi dalam inkubator suhu 37, 30 dan 25 °C, dan suhu ruang 20-23 °C. Lintah laut dan coccon yang dihasilkan diinkubasi selama 18 hari, Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lintah laut dapat bertahan hidup selama: 3 hari pada suhu 36-37 °C, 10 hari pada suhu 29-30 °C, 13 hari pada suhu 20-23 °C, dan 15 hari pada suhu 25-26 °C. Akan tetapi, jumlah lintah laut yang bertahan hidup menurun seiring pertambahan waktu inkubasi. Rata-rata jumlah coccon yang berkembang pada suhu inkubasi 25-26 °C lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan suhu inkubasi lainnya. Coccon yang menetas menjadi larva lintah laut menunjukkan jumlah tertinggi (38,71±7,90% b) pada suhu inkubasi 25-26 °C dan berbeda nyata dibandingkan dengan jumlah coccon yang menetas pada suhu inkubasi 29-30 °C (3,86±2,95% a).  Sedangkan coccon pada suhu 36-37 °C dan 20-23 °C tidak ada yang menetas (0 a). Hasil tersebut menunjukkan bahwa lintah laut dan coccon mampu bertahan hidup lebih lama dan menetas lebih banyak pada suhu 25-26 °C.

Author Biography

Ketut Mahardika, Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan

Badan Riset Sumber Daya Manusia, Kementrian Kelautan dan Perikanan

References

ï›1ï Zafran, D. Roza, & K. Mahardika. “Prevalensi ektoparasit pada ikan budidaya di keramba jaring apung di Teluk Kaping, Buleleng, Baliâ€. Prosiding Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI), 2018 (inpress).

ï›2ï K. Mahardika, I. Mastuti, D. Roza, D. Syahidah, W.W. Astuti, S. Ismi, & Zafran. “Pemantauan insidensi penyakit pada ikan kerapu dan kakap di hatchery dan keramba jaring apung di bali utaraâ€. Jurnal Riset Akuakultur, 2019 (inpress).

ï›3ï K. Mahardika, I. Mastuti, Sudewi, & Zafran, “Identification and life cycle of marine leech isolated from cultured hybrid grouper in the Northern Bali water of Indonesiaâ€. Indonesian Aquaculture Journal, 13 (1), 41-49, 2018

ï›4ï K. Mahardika, I. Mastuti, & Zafran. “Respon lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis) terhadap salinitas tinggi secara in vitro dan in vivoâ€. Prosiding seminar Nasional kelautan XIV, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah, Surabaya, 2019 (inpress).

ï›5ï B.C. Kua, F.C. Choong, &Y.Y. Leaw, “Effect of salinity and temperature on marine leech, Zeylanicobdella arugamensis (De Silva) under laboratory conditions. Journal of Fish Diseases, 37, 201–207, 2013.

ï›6ï A. Nasukha, R. Septory, Sudewi, A. Setiadi, & K. Mahardika. “Sebaran temporal parameter kimia dan fisika perairan pantai yang berdekatan dengan beberapa lokasi budidaya laut di Bali Utaraâ€. Jurnal Riset Akuakultur, 14(1), 17-27, 2019.

ï›7ï. C. Kua, M.A. Azmi, & N.K.A. Hamid, “Life cycle of the marine leech (Zeylanicobdella arugamensis) isolated from sea bass (Lates calcarifer) under laboratory conditionsâ€. Aquaculture, 302, 153–157, 2010.

ï›8ï Murwantoko, S.L.C. Negoro, A. Isnansetyo, & Zafran, “Life cycle of marine leech (Zeylanicobdela arugamensis) from cultured cantik hybrid grouper (Ephinephelus sp.) and their susceptibility against chemicalsâ€. Aquacultura Indonesia, 18(2), 72-76, 2017.

ï›9ï K. Mahardika, I. Mastuti, & Zafran. “Respon lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis) terhadap salinitas berbeda secara laboratoriumâ€. Journal of Fisheries and Marine Research, 2(3), 208-214, 2018.

ï›10ï E.R.C. Cruz-Lacierda, J.D. Toledo, & E.M. Burreson, “Marine leech (Zeylanicobdella arugamensis) infestation in cultured orange-spotted grouper, Epinephelus coioidesâ€. Aquaculture, 185 (3–4), 191-196, 2000.

ï›11ï K. Mahardika, I. Mastuti, A. Muzaki, & Zafran. “Efektivitas beberapa bahan kimia terhadap coccon dan lintah laut hirudinea (Zeylanicobdella arugamensis)â€. Jurnal Riset Akuakultur, 14(1), 29-38, 2019.

Downloads

Published

2020-05-11

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)