PERBANDINGAN PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN PIGMEN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii LOKAL DAN HASIL KULTUR JARINGAN
COMPARISON OF GROWTH AND PIGMENT CONTENT ON LOCAL AND TISSUE CULTURE OF SEAWEED Eucheuma cottonii
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.jfmr.2023.007.01.6Keywords:
E. Cottonii, Kuljar, Lokal, Pertumbuhan, Pigment, Tissue Culture, Local, GrowthAbstract
Kegiatan pengembangan budidaya rumput laut Eucheuma cottonii saat ini telah berhasil mengembangkan bibit hasil kultur jaringan untuk mengoptimalisasikan penyediaan bibit rumput laut, sehingga para pembudidaya tidak hanya mengandalkan penggunaan bibit lokal yang berulang sajaPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan kandungan pigmen rumput laut E.cottonii yang dibudidayakan menggunakan bibit lokal dan kultur jaringan. Penelitian dilakukan di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL), Gerupuk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat selama 42 hari dengan metode patok dasar. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 2 perlakuan jenis bibit, yaitu A ( bibit lokal) dan B (bibit kuljar) dengan 30 ulangan. Parameter yang diukur adalah berat mutlak, laju pertumbuhan harian, produksi rumput laut, kandungan klrofil dan fikoeritrin serta kualitas air. Data dinalisa menggunakan uji statistik non-parametrik (Uji t) t-Student menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bibit hasil kultur jaringan dan bibit lokal memberikan pertumbuhan dan produksi yang berbeda. Penggunaan bibit hasil kultur jaringan merupakan perlakuan terbaik karena dapat memberikan bobot mutlak rumput laut E. cottonii sebesar 201,17 g, laju pertumbuhan harian sebesar 2.62% / hari dan produksi rumput laut sebesar 609,60 g/m, didukung oleh kandungan pigmen klorofil-a dan fikoeritrin yang tinggi yaitu berturut-turut 1,60 mg/L dan 6,13 mg/L Hubungan kandungan pigmen dan laju pertumbuhan rumput laut secara umum memiliki korelasi yang kuat baik pada penggunaan bibit hasil kultur jaringan maupun bibit lokal dengan nilai koefisien korelasinya (R2) diatas 50%. Penggunaan bibit hasil kultur jaringan dapat meningkatkan produktivitas yang lebih baik dalam budidaya E.cottonii.
Eucheuma cottonii seaweed cultivation development activities have now succeeded in developing tissue culture seeds to optimize the supply of seaweed seeds, so that cultivators do not rely solely on the repeated use of local seeds.This study aimed to analyze the growth and pigment content of E. cottonii seaweed cultivated using local seeds and tissue culture. The study was conducted at the Marine Cultivation Fisheries Center (BPBL), Gerupuk, Central Lombok, West Nusa Tenggara for 42 days using the baseline method. This study was an experiment with a completely randomized design consisting of 2 treatments of seed types, namely A (local seeds) and B (tissue culture seeds) with 30 replications. Parameters measured were absolute weight, daily growth rate, seaweed production, chlorophyll and phycoerythrin content and water quality. Data were analyzed using non-parametric statistical test (t-test) t-Student using SPSS program. The results showed that the use of tissue cultured seeds and local seeds gave different growth and production. The use of tissue culture seedlings is the best treatment because it can provide an absolute weight of E. cottonii seaweed of 201.17 g, daily growth of 2.62% / day and seaweed production of 609.60 g/m, supported by the high content of chlorophyll-a and phycoerythrin pigments, 1.60 mg/L and 6.13 mg/L, respectively. In general, the relationship between pigment content and growth rate of seaweed has a strong correlation both in the use of tissue culture seeds and local seeds with a correlation coefficient (R2) above 50%. The use of tissue cultured seedlings can increase better productivity in the cultivation of E. cottoni
References
Yuniarti, L. S., Sri, A., Happy, N., & Muhammad, F. (2018). Concentration of liquid pes media on the growth and photosynthetic pigments of seaweeds Cotonii propagule (Kappaphycus alvarezii Doty) through tissue culture. Russian Journal of Agricultural and Socio-Economic Sciences, 75(3), 133-144.
Cokrowati, N., S.Lumbessy, , N Diniarti., M.Supiandi, dan Bangun. (2020). Kandungan Klorofil-a dan Fikoeritrin Kappaphycus alvarezii Hasil Kultur Jaringan dan dibudidayakan pada Jarak Tanam Berbeda. Jurnal Biologi Tropis, 20 (1), 125 -131. DOI: 10.29303/jbt.v20i1.1802
Kawsar, S, M, A., Fujii, Yuki., Matsumoto, R., Yasumitsu, H., dan Ozeki, Y. (2011). Protein R-Phycoerythrin From Marine Red Alga Amphiroa Anceps: Extraction, Purification And Characterization. Phytologia Balcanica, 17(3), 347-354.
Majid, A., N. Cokrowati., dan N. Diniarti. (2018). Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) pada Kedalaman yang Berbeda di Teluk Ekas, Kecamatan, Jerowaru, Lombok Timur. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Mataram
Munoz, J., Freile-Pereglin, Y., dan Robledo, D. (2004). Mariculture of Kappaphycus alvarezii (Rhydophyta, Solieriaceae) Color Strains in Tropical Water og Yucatan, Mexico. Aquaculture, 161-177. DOI: 10.1016/j.aquaculture.2004.05.043
Serdiati, N., dan Widiastuti, I.M. (2010). Pertumbuhan dan Produksi Rumput Laut Eucheuma cottonii pada Penanaman Kedalaman yang Berbeda. Media Litbang Sulteng. III(1), 21-26.
Lumbessy, S. Y., Setyowati, D. N. A., Mukhlis, A., Lestari, D. P., & Azhar, F. (2020). Komposisi Nutrisi dan Kandungan Pigmen Fotosintesis Tiga Spesies Alga Merah (Rhodophyta sp.) Hasil Budidaya. Journal of Marine Research, 9(4), 431-438.
Cokrowati, N., N. Diniarti,, D. N Setyowati,., dan A. Mukhlis, (2020). Pertumbuhan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Hasil Kultur Jaringan yang ditanam dengan Berat Bibit yang Berbeda. Journal of Fisheries and Marine Research. , 4(1), 62-65. DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.9
Damayanti, T., R. Aryawati., &Fauziyah. (2019). Laju Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii (Kappaphycu salvarezii) dengan Bobot Bibit Awal Berbeda Menggunakan Metode Rakit Apung dan Longline di Perairan Teluk Hurun, Lampung. Maspari Journal, 11(1), 17-22.
Harapan, S.B.S., R.A. Mawarti., dan M. Mulyono. 2019. Performansi Pertumbuhan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) dengan Menggunakan Bibit Hasil Kultur Dan Non Kultur Jaringan di BBPBl Lampung. Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan, 2 (2), 2019, 93-99. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpt.v2i2.8075
Pong-Masak, P,R. dan N.H Serira. 2018. Seleksi Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyceae) dalam Upaya Penyediaan Bibit Unggul untuk Budidaya. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 20 (2): 79-85. ISSN: 0853-638 eISSN: 2502-5066
Mahardika, S.A., M. Junaidi., dan M. Marzuki. (2018). Kandungan Klorofil-A dan Fikoeritrin Pada Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Budidaya Sistem Longline Dengan Kedalaman Berbeda. Skripsi. Universitas Mataram. Mataram
Soriano E.M. 2012. Effect Of Depth On Growth And Pigment Contents Of The Macroalgae Gracilaria Bursapastoris. Revista Brasileira de Farmacognosia Brazilian Journal of Pharmacognosy. 22: 730-735
Cokrowati,N., N. Diniarti., D.N Setyowati., S. Waspodo., dan M. Marzuki. (2019). Ekplorasi dan Penangkaran Bibit Rumput Laut (Eucheuma cottonii) di Perairan Teluk Ekas Lombok Timur. Jurnal Biologi Tropis, 19(1). 51-53. DOI: 10.29303/jbt.v19i1.994
Kasran., Tribuana, dan H., Patahirudin. (2021). Kajian Kandungan Klorofil Rumput Laut Eucheuma cottonii dengan Bobot Bibit Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan Menggunakan Jaring Trawl di Kabupaten Luwu. Fisheries of Wallacea Journal. Vol.2(1). 45-51
Veronika dan Izzati, M. (2009). Kandungan Klorofil, Fikoeritrin, dan Keraginan pada Rumput Laut Eucheuma Spinosum yang ditanam pada Kedalaman Berbeda. Anatomi Fisiologi. XVII(2), 55-63. DOI: 10.14710/baf.v17i2.2563
Dewi, A.P.W.K., dan R. Ekawati. (2018). Potensi Budidaya Rumput Laut dalam Kaitannya dengan Dampak Perkembangan Pariwisata di Perairan Pantai Kutuh, Badung, Bali. Journal of Marine and Aquastic Science, 5(1). 94-99. DOI : 10.24843/jmas.2019.v05.i01.p12
Risnawati., Kasim, M., dan Haslianti. (2018). Studi Kualitas Air Kaitannya dengan Pertumbuhan Rumput Laut (Kapphaphycu alvarezii) denganRakit dan Lepas Dasar, Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan
Atmanisa,A., A Mustarin,.dan N.Anny, (2020). Analisis Kualitas Air Pada Kawasan Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottoni di Kabupaten Jeneponto. Jurnal Pendidikan Pertanian, 6(1), 11-22. DOI: 10.26858/jptp.v6i1.11275
Atmadja W. S., Kadi A., Sulistijo dan Rachmaniar. (1996). PengenalanJenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Jakarta : PuslitbangOseanologi-LIPI
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2011). Standar Nasional Indonesia (SNI) 7673.2:2011. Produksi Bibit Rumput LautKotoni (Eucheuma cottonii) – Bagi an 2: Metode Longline. Jakarta: BSNI
Andi. A. (2015). Analisis Produksi Rumput Laut (Kappahycus alvarezii) Berdasarkan Musim dan Jarak Lokasi Budidaya Di Perairan Kabupaten Bantaeng. Jurnal Akuatika, VI(2), 140-153.
Abeng, Patahiruddin, Irman, H., Jurniati., dan Andi, I., (2021). Analisis Pengaruh Perendaman Pupuk Organik yang Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp. Fisheries of Wallacea Journal, 2(2), 79-86.
Akib, A., M, Litaay., Ambeng., dan A, Asnady. (2015). Kelayakan Kualitas Air Untuk Kawasan Budidaya Eucheuma cottonii Berdasarkan Aspek Fisika, Kimia, dan Biologi di Kabupaten Kepulauan Selayar. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 1(1), 25-36. https://doi.org/10.35800/jplt.3.1.2015.9203
Astriana, B. H., Putri Lestari, D., Junaidi, M., dan Marzuki, M. (2009). Pengaruh Kedalaman Penanaman Terhadap Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii Hasil Kultur Jaringan di Perairan Desa Seriwe, Lombok Timur. Jurnal Perikanan, 9(10), 17-29. https://doi.org/10.29303/jp.v9i1.124
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Daud, R., S. Mulyaningrum., dan M. Tjaronge. (2014). Analisis Kualitas Air Yang Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria verrucose Hasil Kultur Jaringan di Tambak. Prosiding Forum Teknologi Akuakultur. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Sulawesi Selatan
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Submission of a manuscript implies: that the work described has not been published before (except in the form of an abstract or as part of a published lecture, or thesis) that it is not under consideration for publication elsewhere; that if and when the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the copyright to the publisher.