DISTRIBUSI HABITAT PAKAN DUGONG, DAN ANCAMANNYA DI PULAU – PULAU KECIL INDONESIA

Authors

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jfmr.2018.002.02.9

Keywords:

Ancaman, Dugong, Pakan dugong, Lamun

Abstract

Dugong merupakan mamalia laut yang termasuk dalam ordo Sirenia, dan tergolong organisme langka yang tercatat dalam IUCN.  Rendahnya populasi dugong disebabkan oleh faktor biologi reproduksinya, perburuan oleh manusia, dan kerusakan habitatnya.  Dugong diketahui memiliki pola makan sebagai herbivora, dan menghabiskan waktu untuk aktivitas makan di padang lamun.  Penelitian terdahulu terhadap isi perut dugong di Indonesia menyebutkan bahwa, 90% perut dugong berisi daun lamun jenis Thalassia hemprichii, Halodule sp., Halophila sp., dan Cymodocea sp., sementara sisanya adalah rumput laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi padang lamun sebagai habitat pakan dugong, dan ancamannya di Indonesia.  Penelitian ini dilakukan sepanjang Tahun 2012, di 15 pulau kecil wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi transek garis (Line Intercept Transect-LIT) dan transek kuadrat di setiap stasiun ditemukannya padang lamun.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamun jenis Thalassia hemprichii, Halodule sp., Halophila sp., dan Cymodocea sp. ditemukan di seluruh stasiun pengamatan.  Keempat jenis lamun tersebut ditemukan membentuk padang lamun monospesies maupun heterospesies, dengan kondisi kualitas perairan yang relatif baik untuk tumbuh dan berkembang biak.  Padang lamun sebagai habitat pakan dugong yang ditemukan  selama penelitian di 15 pulau kecil diketahui memiliki ancaman lingkungan beragam, antara lain proses sedimentasi dan konversi lahan oleh manusia.

 

Author Biography

Citra Satrya Utama Dewi, University of Brawijaya

Departmen of Marine Science

References

Berwick, N. L, "Guidelines for the analysis of bophysical impacts to tropical coastal marine resources," Bombay. 1983.

B. T. Wagey, dan W. Sake, "Variasi morfometrik beberapa jenis lamun di perairan kelurahan tongkeina kecamatan bunaken," Jurnal Pesisir dan Laut Tropis., vol.3, no. 1, hal. 36-44, 2013.

D. C. S. Utama, B. Subhan, dan D. Arafat, "Keragaman, kerapatan dan penutupan lamun di perairan Pulau Biak, Papua," Depik. vol. 6, no. 2, hal. 122–127, 2017.

Den Hartog, C, "The Seagrasses of The World," North holland publishing company, hal. 12-15, 1970.

Erftemeijer. P.L.A., dan J.J. Middelburg, "Sediment nutrient interactions in tropical seagrass beds: A coparison between a carbonate and terrigenous sedimenary environment in South Sulawesi (Indonesia)," Marine Ecology Progress Series., hal. 187-198, 1993.

Juraij, D. G. Bengen, dan M. Kawaroe, "Keanekaragaman Jenis Lamun Sebagai Sumber Pakan Dugong Dugon Pada Desa Busung Bintan Utara Kepulauan Riau," Omni-Akuatika. vol. 13, no. 19, hal 71-76, 2014.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51, "Tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Air Laut," Jakarta. 2004.

Kiswara, W, "Dampak Perluasan kawasan industri terhadap luas penutupan padang lamun di Teluk Banten, Jawa Barat," hal. 2-3, Februari 1994.

Waycott. M, Mahon. K.M, dan Mellors. J, Calladine. A, dan Kleine. D, "A guide to tropical seagrass of the indo-west pacific," Townsville-Queensland Australia: James Cook University. 2004.

Downloads

Published

2018-07-20

Issue

Section

Articles