Analisis Kesehatan Ikan Berdasarkan Kualitas Air Pada Budidaya Ikan Koi (Cyprinus Sp. ) Sistem Resirkulasi
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.jfmr.2022.006.03.4Keywords:
Water Quality, Koi Fish (Cyprinus sp.), RecirculationAbstract
Ikan koi (Cyprinus sp.) memiliki daya tarik tersendiri dikarenakan keindahan bentuk dan corak warnanya. Ikan koi memiliki prospek penjualan yang baik dan memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga banyak pengusaha membudidayakan ikan koi dan diperjualbelikan. Budidaya ikan koi tentu tidak terlepas dari kendala, seperti kolam yang telah terkontaminasi mikroba dapat menyebabkan ikan sakit atau bahkan dapat menyebabkan kematian. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan ikan yaitu dengan memantau kualitas air. Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan di atas adalah mengaplikasikan sistem resirkulasi akuakultur. Sistem resirkulasi pada prinsipnya adalah penggunaan kembali air yang telah dikeluarkan dari kegiatan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air yang berguna dalam penentuan kondisi kesehatan pada ikan koi (Cyprinus sp.) yang dibudidayakan menggunakan sistem resirkulasi. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, 1 kontrol dan 2 kali ulangan. Perlakuan K (kontrol negatif/non resirkulasi), perlakuan A (dakron+batu apung), B (dakron+pasir) dan C (pasir+batu apung). Hasil yang diperoleh pada penelitian budidaya ikan koi (Cyprinus sp.) sistem resirkulasi dengan penggunaan filter yang berbeda antar tiap perlakuan memberikan kualitas air yang berbeda. Hasil kualitas air yang terbaik didapatkan pada perlakuan C (pasir+batu apung) yang memiliki kisaran nilai yang baik untuk pertumbuhan ikan koi (Cyprinus sp.).
Koi fish (Cyprinus sp.) has its own charm because of the beauty of its shape and color pattern. Koi fish have good sales prospects and have high economic value, so many entrepreneurs cultivate koi fish and trade them. Koi fish farming certainly cannot be separated from obstacles, such as ponds that have been contaminated with microbes that can cause fish to get sick or even cause death. One way to maintain fish health is to monitor water quality. Efforts that can be made to overcome the above problems are to apply aquaculture recirculation systems. The recirculation system in principle is the reuse of water that has been removed from cultivation activities. This study aims to determine the quality of water that is useful in determining the health condition of koi fish (Cyprinus sp.) which are cultured using a recirculation system. The research method used was Completely Randomized Design (CRD) which consisted of 4 treatments, 1 control and 2 replications. Treatment K (negative control/non-recirculating), treatment A (dacron + pumice), B (dacron + sand) and C (sand + pumice). The results obtained in the study of koi fish (Cyprinus sp.) recirculating systems with the use of different filters between each treatment gave different water quality. The best water quality results were obtained in treatment C (sand + pumice) which had a good range of values for the growth of koi fish (Cyprinus sp.).
References
M. Yunita,.Y. Hendrawan,., dan R. Yulianingsih. Quantitative Analysis of Food Microbiology in Flight (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Based on the TPC (Total Plate Count) with the Pour Plate Method. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem, vol. 3, no. 3, hal. 237–248, Mei.2015.
T.D,A. Rizky, R. Ezraneti dan S. Adhar. Pengaruh media filter pada sistem resirkulasi air untuk pemeliharaan ikan koi (Cyprinus carpio L). Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, vol.2 ,no. 2. hal. 97-100. Juni 2015
K, Yuniati. Analisisi Kualitas Air pada lokasi budidaya ikan air tawar di Kecamatan Suwana Tengah. Jurnal technologi. Vol 8, no. 1. Hal 52-58. Feb 2012
J.S. Alabaster dan R. Lloyd. Water quality criteria for freshwater fish. Food and Agriculture Organization of the United Nations. London. 641 hal. Feb 1981.
C.E. Boyd, Water quality management for pond fish culture.. published by Kluwer Academic Publishers in Media New York, Feb 1992.
C. E. Boyd dan C.S. Tucker, Pond aquaculture water quality management published by Kluwer Academic Publishers in Media New York, Feb 1998.
H. R. Robinette, Effect of selected sublethal levels of ammonia on the growth of channel catfish (lctalurus punctatus). Progressive Fish-Culturist, vol 38 hal 26-29. Mei 1976.
C. Chen dan S. C. Chen, Toxicity of ammonia and nitrite to Penaeus monodon juveniles. Journal of the World Aquaculture Society . vol. 21, hal.300-306. Mei 1992.
R.H. Pierce, J. M. Weeks, dan M. Prappas. Nitrate toxicity to five species of marine fish. Journal of the World Aquaculture Society, vol. 24, hal105-107. Juni 1993.
A.. Yustiati, M. Sa’id,, Junianto, dan I. B. B. Suryadi, The Effect of Potassium Diformate Addition to Feed on Growth and Survival Rates of Common Carp (Cyprinus carpio L.). Asian Journal of Fisheries and Aquatic Research, vol. 10, no.4, hal 1–8. Feb 2020.
H.N.R, Dhana, S. Sugiono, dan B. M. Basuki. Prototype Pengatur Kadar pH dan Pemberian Pakan Ikan Koi Secara Otomatis Menggunakan Mikrokontroler. Science Electro, vol.13 no. 1, hal 1-6. Maret 2021.
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2006). Cara uji mikrobiologi-Bagian 3: Penentuan Angka Lempeng Total (ALT) pada produk perikanan. SNI 01-2332.3-2006.
M. Fazil, S.Adhar dan R. Ezraneti Efektivitas penggunaan ijuk, jerami padi dan ampas tebu sebagai filter air pada pemeliharaan ikan mas koki (Carassius auratus). Jurnal Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh, vol. 4 , no.1, hal 37-43. Mei 2017
F. Tatangindatu,O. Kalesaran, dan R. Rompas .. Budidaya Perairan vol.1.hal. 8-19, Feb 2013.
Y. Prasetyo,. Pengaruh Jenis Filter Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) Pada Media Pemeliharaan Air Payau Sistem Resirkulasi. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. Maret 2018.
B.Priono, dan D. Satyani. Penggunaan berbagai jenis filter untuk pemeliharaan ikan hias air tawar di akuarium. Media Akuakultur, vol.7 no.2. hal 76-83. Juli 2012.
S. Sutiana, E. Erlangga, dan Z. Zulfikar. 2017. Pengaruh dosis hormon rGH dan tiroksin dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan koi (Cyprinus carpio, L). Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 4(2), 76-82.
M. Pratiwi, S. Andayani, dan M. Firdaus. 2021. Pemanfaatan Pseudomonas putida sebagai bioremediator limbah ikan koi (Cyprinus carpio L.) pada sistem akuaponik. Jurnal Perikanan Unram, 11(2), 178-185.
A. Rais, Y. Fitrianingsih, dan A. Ruliyansyah. 2017. Rancang bangun alat pengolahan air gambut dengan sistem filtrasi untuk budidaya perikanan. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 5(1), 1-10.
W. Pungrasmi, P. Phinitthanaphak, dan S. Powtongsook. 2016. Nitrogen removal from a recirculating aquaculture system using a pumice bottom substrate nitrification-denitrification tank. Ecological engineering, 95, 357-363.
E. Kocadagistan. 2014. Treatment of slaughterhouse wastewaters with upflow anaerobic pumice bed reactor. Life Science Journal, 11(6), 345-349.
B. Priono dan D. Satyani. 2012. Penggunaan berbagai jenis filter untuk pemeliharaan ikan hias air tawar di akuarium. Media Akuakultur, 7(2), 76-83.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Submission of a manuscript implies: that the work described has not been published before (except in the form of an abstract or as part of a published lecture, or thesis) that it is not under consideration for publication elsewhere; that if and when the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the copyright to the publisher.